Ngaprak Cipatujah
Minggu 26 April
2015
Sesuai apa yang
sudah di rencanakan satu minggu sebelumnya bahwa kita dari wadia balad Sono Ka
Tasik sareng Balad Sahate (grup Facebook) Kang Abi, abah Wan, Kang Jejen dan
saya berencana menunaikan Ngaprak Lembur Tasikmalaya rutinan dan
kebetulan untuk kali ini tujuannya adalah ke daerah Cipatujah yang tidak lain
adalah merupakan daerah kuasa dari bunda Iis, sebenernya banyak wargi member
yang di ajak, tapi kebetulan beberapa orang tidak bisa ikut karena kesibukan masing-masing dan hanya ber4 lah yang bisa ikut.
Sekitar pukul
07.00 kita kumpul di depan Plasa Telkom kebetulan sudah ada abah Wan Kries yang
sudah stay menunggu disana dan tinggal menunggu pak komandan saja. Namun tetiba
pa Komandan telpon yang memberi tahu katanya tidak ada ojeg dan akhirnya kita
menjemputlah langsung ke kediamannya di daerah Nagrog. Setelah bertemu semuanya
dan waktu menunjukan pukul 08.30 pas, kita memulai perjalanan ke daerah pesisir
pantai Cipatujah yang berjarak 97 KM dari kota Tasikmalaya menurut perhitungan
speed meter motor. Kita berjalan abret-abretan menyusuri jalanan yang
berkelok-kelok khas daerah selatan Tasik yang memang merupakan daerah
pegunungan, Abah Wan yang membonceng Kang Abi yang menunggangi motor si “Evo” berjalan bak tukang truk batu susurudukan walau memakai
bebek, sementara saya berboncengan dengan kang Jejen yang menunggangi neng
“Vera” sebuah motor matic yang perasaan sudah berjalan lulumpatan masih saja
tertinggal dengan motor evo. Setelah sekitar 1,5 jam akhirnya kita sampai di
daerah Karang Nunggal dan kita memutuskan break sejenak di daerah Jembatan
Cibeureum yang merupakan jembatan terpanjang di Tasikmalaya, sambil menunggu salah satu wargi admin yang bernama teh M Litha yang
katanya mau menyusul. Sambil istirahat sambil kita jepret-jepret jembatan yang
pemandangannya sekitarnya indah dan kebetulan jembatan ini berdiri di atas
sebuah situ yang kondisinya banyak di penuhi eceng gondok dan banyak
keramba-keramba ikan.
|
Jembatan Cibeureum |
Setelah
beristirahat sekitar 10 menit dan yang di tunggu belum datang juga akhirnya
kita melanjutkan lagi perjalanan menuju Cipatujah. Hanya berjalan sekitar 20
menit akhirnya kita sampai di pesisir Cipatujah dan lagi-lagi kita break menuju
sebuah pantai yang saya kira tempat tersebut sudah masuk daerah Ciheras tapi
ternyata pantai yang berjarak sekitar 2 KM dari tempat wisata masih termasuk
kawasan Cipatujah. Sebenarnya saya sudah ketempat ini sekitar 2 bulan yang lalu
dimana pantai ini terdapat beberapa gumukan pasir yang mirip gurun pasir, tidak
berlama-lama setelah jepret-jepret beberapa foto akhirnya kita melanjutkan
perjalanan menuju rumahnya Ceu Iis di daerah Ciparay desa Sukahurip.
|
Gumukan Pasir mirip Gurun |
Perjalannya di
mulai dengan trek yang “jeblog” karena habis turun hujan, saya sempet nanya
sama sang guide tentang jaraknya, katanya sekitar 15 km dan dalam hati saya
bilang “oke” karena sudah biasa mendapat jalan yang jauh dan berhotmiks batu.
Tidak lama dari jalanan yang becek kemudian di suguhkan jalanan yang menanjak
dan ruar biasa galituk dan bolongnya saya sempet menghuleng sejenak dan
tetap melanjutkan perjalanan lagi meskipun yang di bonceng harus beberapa kali turun karena
motornya tidak kuat menanjak. Setelah
lanjut perjalanan saya nanya lagi sama guide berapa lama waktu lagi, dan abah
emboh bilang “cicing tong nanya moal di bejaan” menjeduk seketika nelen ludah diri
ini dalam fikiran pasti kebayang masih jauhnya. Dan dugaan saya tepat setelah
menemui jalanan yang membuat saya galau ternyata di depan masih banyak lagi
beragam kondisi jalan yang membuat saya gigit jari karena beberapa kali motor
saya ngageduk kana batu hehe.
|
Jalanan yang bikin galau |
Sepanjang perjalanan kita di suguhi beragam
pemandangan, mulai dari pemandangan laut Cipatujah, lembah yang hijau, juga
pemandangan kegiatan masyarakat daerah, dan di satu tempat kita bertemu
fenomena yang pernah di beritakan oleh media yaitu “Ojeg Palang” yakni ojeg
yang mengangkut banyak sekali barang bawaan di kiri dan kanan yang saya taksir
bisa mengangkut sampe ratusan kilo gram barang. Kebetulan Ojeg Palang yang kita
temui ini mengangkut pisang hasil dari kebun, yang katanya hasil dari kebun
disini sering dikirim ke pasar-pasar yang ada di kota Tasikmalaya. Setelah
menyusuri lagi perjalanan akhirnya kita sampailah di rumahnya Ibu Iis dan di
sambut hangat oleh beliau. Seperti apa yang biasa dilakukan saudara yang
bertemu yaitu ngobrol-ngobrol dan dilanjut dengan menyicip masakan yang di
hidangkan. Ternyata makanan terasa lebih nikmat karena kecapean telah menjaja perjalanan
yang lumayan jauh hampir 1 jam dari pesisir pantai, dan setelah dilihat di
speed motor berjarak cuman 10 Km kurang saja.
Selama berada di
lemburnya Ceu Iis kita mengunjungi beberapa tempat diantaranya pemandangan
lembah yang menghadap langsung ke arah Samudra Hindia yang biru, kemudian kita
juga mengunjungi sebuah curug yang bernama Curug Cikoleangkak yang merupakan
nama dari kampung tersebut yang berjarak sekitar 3 km dari rumahnya Ceu Iis.
Selama disana saya ngobrol-ngobrol dengan yang punya rumah mengenai daerah
tempat tinggal beliau, dan ternyata jalan yang berada di Desa Sukahurip ini
merupakan jalan penghubung antar kecamatan yang tembusannya ke arah Ciawi Taraju
dan Bojong Gambir yakni perkebunan teh yang jalurnya masuk dari daerah
Singaparna. Saya baru "ngeuh" dari sana
Sekitar 2,5 jam
kita berada di lemburnya Ceu Iis dan ketika waktu Jam menunjukan pukul 14.30
juga melihat kondisi awan langit yang sudah agak mendung akhirnya kita
menyudahi kunjungan kita di kampung Ciparay dan setelah itu kita berpamitan
untuk pulang menuju Tasikmalaya. Sambil mikir bakal nemuin lagi jalanan yang
tadi di lewatin tapi lumayan lah perjalanan pulangnya cenderung menurun
walaupun membuat sandal yang saya beli dari Konjengkang beberapa kali coplok. Setelah
sampai melewati jalanan desa Sukahurip yang sangat mulus itu kita nyari majid
dulu karena pas sudah masuk waktu Ashar. Ketika melanjutkan lagi perjalanan
dan merasa perut masih lapar akhirnya kita berhenti di daerah Karang Nunggal dan
nyimpang ke Mie Ayam Bey Bey dan tidak lama setelah menyantap mie ayam kita
langsung melanjutkan lagi perjalanan pulang ke rumah. Sudah di prediksi bahwa
kita akan sampai ke Tasik malam hari dan ternyata Alhamdulillah pas kita sampai
di jalanan kota kita tidak kebagian hujan, namun tepat di daerah Cicariang ban motor
saya bocor dan akhirnya masuk bengkel dulu tidak lama akhirnya lanjut lagi
perjalanan pulang ke rumah yang pada saat itu waktu tepat menunjukan pukul 19.30.
Benar-benar
perjalanan Ngaprak yang sangat berkesan mulai dari perjalanan berangkat, dan
sampai pulang ke rumah, menemukan beberapa hal baru yang belum di ketahui
sebelumnya oleh saya. Pesisir pantai, gurun pasir, jalan becek, jalan batu,
lembah, ojeg palang, curug dan banyak lagi yang lainnya.
|
Situ Cibeureum Karangnunggal |
|
Di Gurun Pasir |
|
Pemandangan di desa Sukahurip menghadap lembah, hutan dan Samudra Hindia |
|
Curug Cikoleangkak |
|
Goa yang terdapat di belakang curug |
|
Pulang dari Curug ngantri dulu karna jalannya terlalu gede |
|
Ojeg Palang khas daerah gunung Tasik Selatan |
|
Bawa Pisang yang akan di kumpulkan di pengepul |
|
Korban jalanan becek |
|
Kondisi jalan beberapa titik yang bikin lebih galau |
|
Kondisi langit selama berada di Cipatujah | | |
Foto lebih lengkap klik disini
keren Gan ..
ReplyDeletemakasih om :D
ReplyDelete