Tuesday, 28 April 2015

Ngaprak Cipatujah



Ngaprak Cipatujah
Minggu 26 April 2015

Sesuai apa yang sudah di rencanakan satu minggu sebelumnya bahwa kita dari wadia balad Sono Ka Tasik sareng Balad Sahate (grup Facebook) Kang Abi, abah Wan, Kang Jejen dan saya berencana menunaikan Ngaprak Lembur Tasikmalaya rutinan dan kebetulan untuk kali ini tujuannya adalah ke daerah Cipatujah yang tidak lain adalah merupakan daerah kuasa dari bunda Iis, sebenernya banyak wargi member yang di ajak, tapi kebetulan beberapa orang tidak bisa ikut karena kesibukan masing-masing dan hanya ber4 lah yang bisa ikut.

Sekitar pukul 07.00 kita kumpul di depan Plasa Telkom kebetulan sudah ada abah Wan Kries yang sudah stay menunggu disana dan tinggal menunggu pak komandan saja. Namun tetiba pa Komandan telpon yang memberi tahu katanya tidak ada ojeg dan akhirnya kita menjemputlah langsung ke kediamannya di daerah Nagrog. Setelah bertemu semuanya dan waktu menunjukan pukul 08.30 pas, kita memulai perjalanan ke daerah pesisir pantai Cipatujah yang berjarak 97 KM dari kota Tasikmalaya menurut perhitungan speed meter motor. Kita berjalan abret-abretan menyusuri jalanan yang berkelok-kelok khas daerah selatan Tasik yang memang merupakan daerah pegunungan, Abah Wan yang membonceng Kang Abi yang menunggangi motor si “Evo” berjalan bak tukang truk batu susurudukan walau memakai bebek, sementara saya berboncengan dengan kang Jejen yang menunggangi neng “Vera” sebuah motor matic yang perasaan sudah berjalan lulumpatan masih saja tertinggal dengan motor evo. Setelah sekitar 1,5 jam akhirnya kita sampai di daerah Karang Nunggal dan kita memutuskan break sejenak di daerah Jembatan Cibeureum yang merupakan jembatan terpanjang di Tasikmalaya, sambil menunggu salah satu wargi admin yang bernama teh M Litha yang katanya mau menyusul. Sambil istirahat sambil kita jepret-jepret jembatan yang pemandangannya sekitarnya indah dan kebetulan jembatan ini berdiri di atas sebuah situ yang kondisinya banyak di penuhi eceng gondok dan banyak keramba-keramba ikan.

Jembatan Cibeureum
Setelah beristirahat sekitar 10 menit dan yang di tunggu belum datang juga akhirnya kita melanjutkan lagi perjalanan menuju Cipatujah. Hanya berjalan sekitar 20 menit akhirnya kita sampai di pesisir Cipatujah dan lagi-lagi kita break menuju sebuah pantai yang saya kira tempat tersebut sudah masuk daerah Ciheras tapi ternyata pantai yang berjarak sekitar 2 KM dari tempat wisata masih termasuk kawasan Cipatujah. Sebenarnya saya sudah ketempat ini sekitar 2 bulan yang lalu dimana pantai ini terdapat beberapa gumukan pasir yang mirip gurun pasir, tidak berlama-lama setelah jepret-jepret beberapa foto akhirnya kita melanjutkan perjalanan menuju rumahnya Ceu Iis di daerah Ciparay desa Sukahurip.

Gumukan Pasir mirip Gurun
Perjalannya di mulai dengan trek yang “jeblog” karena habis turun hujan, saya sempet nanya sama sang guide tentang jaraknya, katanya sekitar 15 km dan dalam hati saya bilang “oke” karena sudah biasa mendapat jalan yang jauh dan berhotmiks batu. Tidak lama dari jalanan yang becek kemudian di suguhkan jalanan yang menanjak dan ruar biasa galituk dan bolongnya saya sempet menghuleng sejenak dan tetap melanjutkan perjalanan lagi meskipun yang di bonceng harus beberapa kali turun karena motornya tidak kuat menanjak.  Setelah lanjut perjalanan saya nanya lagi sama guide berapa lama waktu lagi, dan abah emboh bilang “cicing tong nanya moal di bejaan” menjeduk seketika nelen ludah diri ini dalam fikiran pasti kebayang masih jauhnya. Dan dugaan saya tepat setelah menemui jalanan yang membuat saya galau ternyata di depan masih banyak lagi beragam kondisi jalan yang membuat saya gigit jari karena beberapa kali motor saya ngageduk kana batu hehe. 

Jalanan yang bikin galau

Sepanjang perjalanan kita di suguhi beragam pemandangan, mulai dari pemandangan laut Cipatujah, lembah yang hijau, juga pemandangan kegiatan masyarakat daerah, dan di satu tempat kita bertemu fenomena yang pernah di beritakan oleh media yaitu “Ojeg Palang” yakni ojeg yang mengangkut banyak sekali barang bawaan di kiri dan kanan yang saya taksir bisa mengangkut sampe ratusan kilo gram barang. Kebetulan Ojeg Palang yang kita temui ini mengangkut pisang hasil dari kebun, yang katanya hasil dari kebun disini sering dikirim ke pasar-pasar yang ada di kota Tasikmalaya. Setelah menyusuri lagi perjalanan akhirnya kita sampailah di rumahnya Ibu Iis dan di sambut hangat oleh beliau. Seperti apa yang biasa dilakukan saudara yang bertemu yaitu ngobrol-ngobrol dan dilanjut dengan menyicip masakan yang di hidangkan. Ternyata makanan terasa lebih nikmat karena kecapean telah menjaja perjalanan yang lumayan jauh hampir 1 jam dari pesisir pantai, dan setelah dilihat di speed motor berjarak cuman 10 Km kurang saja.

Selama berada di lemburnya Ceu Iis kita mengunjungi beberapa tempat diantaranya pemandangan lembah yang menghadap langsung ke arah Samudra Hindia yang biru, kemudian kita juga mengunjungi sebuah curug yang bernama Curug Cikoleangkak yang merupakan nama dari kampung tersebut yang berjarak sekitar 3 km dari rumahnya Ceu Iis. Selama disana saya ngobrol-ngobrol dengan yang punya rumah mengenai daerah tempat tinggal beliau, dan ternyata jalan yang berada di Desa Sukahurip ini merupakan jalan penghubung antar kecamatan yang tembusannya ke arah Ciawi Taraju dan Bojong Gambir yakni perkebunan teh yang jalurnya masuk dari daerah Singaparna. Saya baru "ngeuh" dari sana

Sekitar 2,5 jam kita berada di lemburnya Ceu Iis dan ketika waktu Jam menunjukan pukul 14.30 juga melihat kondisi awan langit yang sudah agak mendung akhirnya kita menyudahi kunjungan kita di kampung Ciparay dan setelah itu kita berpamitan untuk pulang menuju Tasikmalaya. Sambil mikir bakal nemuin lagi jalanan yang tadi di lewatin tapi lumayan lah perjalanan pulangnya cenderung menurun walaupun membuat sandal yang saya beli dari Konjengkang beberapa kali coplok. Setelah sampai melewati jalanan desa Sukahurip yang sangat mulus itu kita nyari majid dulu karena pas sudah masuk waktu Ashar. Ketika melanjutkan lagi perjalanan dan merasa perut masih lapar akhirnya kita berhenti di daerah Karang Nunggal dan nyimpang ke Mie Ayam Bey Bey dan tidak lama setelah menyantap mie ayam kita langsung melanjutkan lagi perjalanan pulang ke rumah. Sudah di prediksi bahwa kita akan sampai ke Tasik malam hari dan ternyata Alhamdulillah pas kita sampai di jalanan kota kita tidak kebagian hujan, namun tepat di daerah Cicariang ban motor saya bocor dan akhirnya masuk bengkel dulu tidak lama akhirnya lanjut lagi perjalanan pulang ke rumah yang pada saat itu waktu tepat menunjukan pukul 19.30.

Benar-benar perjalanan Ngaprak yang sangat berkesan mulai dari perjalanan berangkat, dan sampai pulang ke rumah, menemukan beberapa hal baru yang belum di ketahui sebelumnya oleh saya. Pesisir pantai, gurun pasir, jalan becek, jalan batu, lembah, ojeg palang, curug dan banyak lagi yang lainnya. 

Situ Cibeureum Karangnunggal



Di Gurun Pasir
 




Pemandangan di desa Sukahurip menghadap lembah, hutan dan Samudra Hindia

Curug Cikoleangkak

Goa yang terdapat di belakang curug
 
 Pulang dari Curug ngantri dulu karna jalannya terlalu gede

 Ojeg Palang khas daerah gunung Tasik Selatan

Bawa Pisang yang akan di kumpulkan di pengepul
 
Korban jalanan becek
 
Kondisi jalan beberapa titik yang bikin lebih galau



Kondisi langit selama berada di Cipatujah



 Wargi-wargi Sono Ka Tasik dan Sahate saparakanca
Abah Wan

Kang Abi
Kang Jejen



Aceuk Iis



Foto lebih lengkap klik disini

2 comments: